Rabu, 10 Oktober 2012

Images

KERJASAMA TANAM JABON




PENDAHULUAN


A. Latar Belakang.

Kebutuhan kayu untuk pasar global mengalami kekurangan dimana kebutuhan kayu semakin meningkat tajam dan pada saat yang bersamaan terjadi proses penyempitan kawasan hutan. Kenyataan ini telah membuka pasar yang lebar bagi siapapun yang melakukan investasi dibidang perkayuan. 


Kawasan hutan tropika mengalami kerusakan yang cukup parah. Penebangan tanpa diimbangi dengan upaya regenerasi serius menjadi penyebab utama masalah ini. Menjelang abad yang mendatang, ITTO menggunakan syarat bahwa kayu-kayu tropika tidak boleh diekspor kecuali kayu tersebut merupakan hasil pengolahan.


Oleh karena itu sangat diperlukan program pembudidayaan kayu secara komersial untuk menghasilkan kayu bermutu dengan nilai yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan jenis-jenis kayu yang lain, kayu jabon merupakan jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat, berbatang silindris dan lurus, kayunya berwarna putih kekuningan tanpa terlihat serat yang sangat baik dipergunakan untuk pembuatan kayu lapis maupun kayu gergajian.


Budidaya tanam Jabon ini selain membantu menyediakan bahan baku industri-industri berbahan dasar baku kayu juga membantu menghijaukan lahan-lahan. Jabon Sebuah pohon dengan daun-daunan, dengan kanopi yang bisa besar, itu bisa menyerap CO2 sehingga bisa menyerap gas buang yang akhirnya membikin bersih udara. 


Ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan penanaman tanaman jabon ini.  Dalam penanaman jabon ini diperlukan teknologi yang tepat di wilayah pedesaan guna menyerap banyak tenaga kerja dari masyarakat sekitar.  


Pada konsep penanaman jabon ini melibatkan  sejumlah masyarakat dalam proses penyiapan lahan penanaman, pemupukan, perawatan, dan pemanenan.


Harga kayu Jabon yang sangat menguntungkan akan mampu memberikan keuntungan financial bagi pemilik lahan dan penduduk sekitar perkebunan. Dalam penanaman jabon ini diperlukan teknologi yang tepat di wilayah pedesaan guna menyerap banyak tenaga kerja dari masyarakat sekitar.   


Selain sumber daya  manusia yang dilibatkan, sektor lain yang terkait dengan kegiatan ini adalah sektor transportasi, misalnya truk pengangkut bibit, pupuk, dan kayu hasil panen.  Hal ini membuka peluang kerja baru bagi masyarakat dan hal ini diharapkan secara bertahap mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar area penanaman tanaman jabon.



B. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penanam pohon Jabon adalah, disamping mendapatkan nilai ekonomis yang tinggi juga sekaligus dapat lebih menghijaukan yang berdampak kepada penyelamatan lingkungan, mengantisipasi adalah Global Warming, dan memberikan manfaat masyarakat sekitar lahan penanaman jabon. Karena itu PT. Jaya Mitra Omindo menawarkan kerjasama Mitra Penanaman Jabon dengan Senior Consultant E.G. Togu Manurung, Ph.D.





TANAMAN JABON


A. Keunggulan Jabon

Jabon atau dalam bahasa latinnya disebut  Anthocephalus cadamba  merupakan tanaman kayu yang sebenarnya tumbuh liar di hutan. Tumbuhan ini sebenarnya dulu di tahun 1970-an sangat terkenal namun karena perkembangan eksploitasi hutan dan beralih fungsinya hutan menjadi ladang atau kebun menjadikan tanaman ini sulit ditemukan. 


Tanaman jabon sebenarnya merupakan tanaman yang dapat menjadi konservasi bagi tanah dan hutan karena sifatnya yang memiliki akar serabut dan banyak sekali menyerap air. Sebagai tanaman hutan, jabon jarang sekali dibudidayakan karena karakteristik tanamannya membuat budidaya jabon menjadi unik dan sangat tergantung pada alam sehingga tidak dapat direkayasa. 


Tanaman jabon mulai dilirik oleh pelaku ekonomi semenjak bahan baku industri perkayuan memiliki keterbatasan sumber daya sehingga memerlukan alternatif bahan baku. Ketersediaan bahan baku industri perkayuan seperti jati,sengon, mahoni, dan lain-lain sangat terbatas karena memang umur tebang pohon yang relatif lama (lebih dari 8 tahun). 


Tanaman jabon memiliki karakteristik yang unik  :

  • 1. Jabon mudah tumbuh tanpa perlakuan khusus dan ekstrim. 
  • 2. Batang jabon memiliki karakteristik yang unik yaitu silindris dan tegak lurus.
  • 3. Cabang jabon dapat rontok dengan sendirinya (self prunning) sesuai dengan umur dan iklim sehingga dapat mengoptimalkan tumbuh kembang batangnya secara mandiri.
  • 4. Warna kayu jabon putih kekuning-kuningan sehingga memenuhi syarat karakteristik bahan baku  furniture.
  • 5. Serat kayu jabon padat halus sehingga sangat sesuai untuk bahan baku  plywood atau  furniture.
  • 6. Jabon memiliki ekologi tumbuh pada ke tinggian 0 sampai 1000 mdpl sehingga memiliki cakupan kesesuaian tanam yang lebih luas dibanding tanaman kayu yang lain.
  • 7. Tanaman jabon dapat tumbuh pada pH tanah antara 4,5 sampai 7,5.
  • 8. Tanaman jabon dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1500 sampai dengan 3000 mm/th.
  • 9. Suhu lingkungan tempat tanaman jabon tumbuh berkisar antara 140 - 400 C.
  • 10. Usia tebang jabon relatif singkat yaitu berkisar antara 5 sampai 8 tahun.
  • 11. Secara ekonomis, jabon merupakan bahan baku untuk pembuatan industry multipleks, kertas, furniture, kerajinan tangan, pensil, dan lain-lain.


B. Nilai Ekonomi Jabon


Budidaya tanaman jabon akan memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan secara serius dan benar. Perkiraan dalam 4 – 5 tahun mendatang, diperoleh dari penjualan 1100 pohon berumur 4 –5 tahun sebanyak 500 –800 m3/ha. 


Prediksi harga jabon pada 5 tahun mendatang Rp 1,2- juta/m3. 

  Tinggi batang yang bisa terjual rata-rata 12 m.
  Diameter batang rata-rata 30 cm.

Harga kayu jabon per kubik pada tahun 2009 :

  • 1. Diameter 30-39 cm, Rp 1.000.000,-
  • 2. Diameter 40-49 cm, Rp 1.100.000,-
  • 3. Diameter > 50 cm, Rp 1.200.000,-.


Harga ini diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat kebutuhan dan permintaan yang semakin bertambah tiap tahunnya, sedangkan persediaan kayu jabon semakin lama semakin terbatas.


Dalam 1 Ha lahan, dapat ditanam sebanyak :

  •   1100 batang bibit jabon dengan jarak tanam 3 m x 3 m, atau
  •   2500 batang bibit jabon dengan jarak tanam 2 m x 2 m



C. Peluang Investasi


 Menanam jabon bagaikan menanam emas , sebab kebutuhan kayu akan terus meningkat, karena saat ini pemerintah melarang penggunaan kayu bulat hasil tebangan hutan alam, akibatnya banyak industri tutup akibat kekurangan pasokan kayu, jadi pada masa mendatang, harga kayu jabon akan semakin meningkat terus. Investasi tanaman keras/kayu yang menguntungkan dan menjanjikan. 


Berdasarkan karakteristik jabon dan keunggulannya secara ekonomis maka kita perlu melirik  jabon menjadi salah satu alternatif untuk usaha karena memiliki peluang yang masih terbuka lebar dan sangat berpotensi return (tingkat pengembalian modal) yang besar bagi kegiatan investasi anda.







BOTANI JABON


• Batang
Batang lurus silindris dan tidak berbanir. Ciri dan karakteristik batang jabon adalah : permukaan kayu licin serta arah tegak lurus, berwarna putih kekuningan mirip meranti kuning, batang mudah dikupas, dikeringkan,direkatkan, bebas dari cacat mata kayu dan susutnya rendah. Selalu hijau. Di alam bebas pohon dapat mencapai tinggi 45 m dengan diameter lebih dari 100 cm, sedangkan batas bebas cabangnya mencapai hingga 25 m. Pada umur 3 tahun tingginya dapat mencapai  17 m dengan diameter 30 cm.

• Buah dan Bunga

Pohon jabon berbuah setiap tahun pada bulan Juni-Agustus. Buahnya merupakan buah majemuk berbentuk bulat dan lunak, mengandung biji yang sangat kecil. Jumlah biji kering udara 18-26 juta butir per kilogram. Jumlah buah 33 butir/kg. Buah yang berukuran sedang dapat menghasilkan sekitar 8300 pohon. 

Biji yang telah dikeringkan dan disimpan pada tempat yang tertutup rapat dalam ruangan yang sejuk dapat tahan selama satu tahun. Bunga jingga berukuran kecil,berkelopak rapat, berbentuk bulat.


• Tentang kayu

Tanaman kayu keras yang dapat tumbuh sangat cepat. Lingkar batangnya pada usia 6 tahun bisa mencapai di atas 40-50 cm. Kayunya berwarna putih krem sampai sawo kemerah-merahan, mudah diolah, lunak dan ringan.

• Kelas Kayu
Kelas keras III, kelas awet V.


• Hasil kayu
Dapat dibuat sebagai bahan bangunan non-konstruksi, meubel, veneer,  mainan anak-anak, korek api, peti pembungkus,  furniture, bahan  plywood (kayu lapis).



• Penyebaran dan Habitat
Distribusi alami dimulai dari Nepal dan India, menuju Thailand dan Indochinanserta bagian timur Kepulauan Malaya hingga Papua Nugini. Tanaman ini telah diintroduksi di Afrika serta Amerika Tengah dan mampu beradaptasi dengan baik. 

Di Indonesia, tanaman ini terdapat di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sumbawa, Sulawesi dan Papua. Merupakan tipikal tanaman  pioneer dan umum terdapat di hutan sekunder. Jenis yang memerlukan cahaya dan tidak toleran terhadap cuaca dingin. 

Pada distribusi alaminya, tanaman ini tumbuh baik pada ketinggian 0-1000 mdpl dengan rata-rata curah hujan lebih dari 1.500 mm/tahun, pada jenis tanah lempung, podsolik coklat, dan aluvial lembab yang umumnya terdapat disepanjang sungai yang ber-aerasi baik. Namun demikian jabon dapat pula tumbuh pada daerah kering dengan curah hujan sedikitnya 200 mm/tahun serta toleran pada kondisi air tergenang yang periodik.

• Sifat Fisik
Kayu teras berwarna putih semu-semu kuning muda, lambat laun menjadi kuning semu-semu gading, kayu gubal tidak dapat dibedakan dari kayu teras.Tekstur kayu agak halus sampai agak kasar. Arah serat lurus, kadang-kadang agak berpadu. Permukaan kayu licin atau agak licin mengkilap atau agak mengkilap.

• Tempat Tumbuh
Jabon umumnya tumbuh pada tanah alluvial lembab di pinggir sungai dan di daerah peralihan antara tanah rawa dan tanah kering yang kadang-kadang digenangi air. Selain itu dapat juga tumbuh dengan baik pada tanah liat, tanah lempung, podsolik coklat, tanah tuf halus atau tanah lempung berbatu yang tidak sarang. 

Jenis ini memerlukan iklim basah hingga kemarau kering di dalam hutan gugur daun dengan tipe curah hujan A dan D, mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dari permukaan laut.

• Pertumbuhan
Pertumbuhan sangat cepat dibandingkan dengan kayu keras lainnya termasuk bila dibandingkan dengan sengon (albasia), jabon tergolong tumbuhan pionir sebagaimana sengon. Ia dapat tumbuh di tanah liat, tanah lempung podsolik cokelat, atau tanah berbatu.

Sejauh ini jabon bebas  serangan hama dan penyakit, termasuk karat tumor yang kini banyak menyerang sengon.

• Hama dan Penyakit
Tanaman muda biasa dimakan binatang liar seperti rusa dan banteng. Jamur Gloesporium anthocephali dapat mengakibatkan rontoknya daun sebagian atau seluruhnya dan mati pucuk. Sering daun dimakan oleh aneka serangga sedangkan bibit dimakan oleh binatang buruan. 

Pohon dengan daun yang berlubang-lubang serius sangat lazim tetapi biasanya akan pulih dengan baik. Hama yang dilaporkan di Filipina antara lain ulat pembuat terowong daun Pyralis  sp., penggerek Pterodepleryx sp. dan ulat  bertanduk.

• Penanaman dan Perawatan
Jabon merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan berkembang tidak memerlukan banyak perlakuan khusus dalam budidayanya.

• Pemasaran
Karena jenis kayunya yang berwarna putih agak kekuningan dan tanpa terlihat seratnya, maka kayu jabon sangat dibutuhkan oleh industri kayu lapis (plywood), industry meubel,  pulp, produsen peti buah, mainan anak-anak, korek api, alas sepatu, papan, tripleks, dan lain-lain. 

Hal inilah yang menyebabkan pemasaran kayu jabon sama sekali tidak mengalami kesulitan, bahkan industry kayu lapis siap untuk membeli setiap saat dalam jumlah yang tidak terbatas.

• Data Pertumbuhan & Panen
Mencapai usia optimal panen pada usia 5-8 th. Pertumbuhan diameter pohon antara 5-10 cm/th     





PANEN

Prinsip pemanenan tanaman jabon adalah tepat waktu dan tepat cara. Tepat waktu artinya penebangan pohon dilakukan pada saat tanaman sudah cukup umur. Sedangkan tepat cara artinya penebangan dilakukan dengan baik sehingga  kayu memiliki kualitas yang baik pada akhir penebangan.
Waktu penebangan tanaman jabon sangat berpengaruh nyata terhadap kualitas kayu yang dihasilkan. 

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penebangan kayu jabon adalah sebagai berikut :




  • · 1. Penebangan dilakukan pada saat tanaman cukup dewasa, minimal berumur 5-8 tahun, kecuali untuk penjarangan (3 tahun).
  • · 2. Diameter batang sudah layak tebang, dengan minimal 35-40 cm. Lebih besar diameter akan lebih baik.
  • · 3. Penebangan sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau. Kayu yang dihasilkan akan lebih kering, penanganan penebangan, pengangkutan serta penjemuran kayu akan lebih mudah.
  • · 4. Penebangan sebaiknya dilakukan di atas jam 10 pagi untuk menjadikan kondisi lingkungan sekitar kering terlebih dahulu, sehingga mempengaruhi kualitas kayu yang dihasilkan.




SISTEM PENJUALAN

Memasarkan kayu jabon relatif mudah. Bahkan pemilik pohon sering didatangi pengumpul kayu yang menawar kayu jabonnya. 


Dalam bisnis jabon,terdapat tiga sistem penjualan pohon atau kayu jabon, antara lain :


1. Sistem Tebas
Sistem tebas merupakan cara penjualan paling praktis. Pemilik pohon jabon menjual pohonnya pada saat pohon masih di lahan. Kelebihan sistem ini adalah mudah, praktis, dan cepat mendapatkan penerimaan. 


Kekurangannya,harga yang diperoleh biasanya lebih rendah dibandingkan dengan harga pasaran. Sistem ini biasanya dipilih pemilik tanaman jabon dengan luas lahan terbatas, sehingga penebangan dan pengolahan kayu yang dilakukan sendiri justru tidak efisien.

2. Sistem Tebang -> Jual
Dalam sistem ini, pemilik menjual pohon jabon setelah pohon ditebang dan dipotong-potong. Dalam hal ini, pemilik pohon menebang sendiri pohonnya sebelum dijual. Kelebihan metode ini adalah harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan sistem tebas. 


Kelemahannya, pemilik lebih repot karena harus menebang sendiri pohonnya dan modal yang dibutuhkan lebih besar. Sistem ini biasanya dipilih oleh pemilik lahan yang memiliki lahan luas namun tidak memiliki peralatan penggergajian sendiri.


3. Sistem Tebang -> Olah -> Jual
Sistem dengan penjulan kayu dalam bentuk produk kayu, baik produk antara maupun produk jadi. Sistem ini hanya dapat dilakukan dengan modal yang besar. Kepemilikan industri penggergajian dan pengolahan kayu mutlak diperlukan. 


Kelebihan sistem ini adalah potensi keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sistem-sistem yang lain.


KESIMPULAN


Dari uraian yang telah kami uraikan di atas bahwa:

  • 1. Jabon merupakan tanaman potensial yang memiliki nilai ekonomis penting yang dapat dijadikan dalam penggerak ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan lahon non produktif unuk menjadi lahan produktif penanaman jabon.

  • 2. Pola kemitraan yang dikembangkan diharapkan menjadi jembatan yang saling menguntungkan antara mitra, pengelola, masyarakat sekitar dan industry bahan baku dasar kayu, dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan masyarakat marjinal (desa) yang bertumpu pada sumber daya alam secara mutlak.

  • 3. Kepastian jaminan pemasaran memberikan kepastian kepada masyarakat akan serapan pasar pada produk kayu jabon yang dihasilkan, sehingga dalam kegiatan ini ada kepastian dan optimisme dari pelaku yang terlibat.

  • 4. Produk kayu jabon akan menjadi produk andalan era pasar bebas.




0 komentar: